Sunday, July 13, 2025

ss

The Flash (2023)

The Flash (2023)

Oke, mari kita bahas film yang cukup ramai diperbincangkan belakangan ini: The Flash (2023). Sejujurnya, ekspektasi saya lumayan tinggi mengingat bagaimana karakter The Flash ini selalu menarik, baik di komik maupun serial televisinya. Tapi, apakah film ini berhasil memenuhi ekspektasi tersebut? Mari kita bedah bersama.

Kisah yang Rumit, Tapi Menarik

The Flash (2023) mengambil alur cerita yang cukup berani dengan mengangkat tema multiverse dan perjalanan waktu. Barry Allen, sang Flash, berusaha untuk kembali ke masa lalu dan menyelamatkan ibunya dari kematian. Tindakannya ini, tentu saja, membawa konsekuensi yang besar. Ia menciptakan realitas alternatif di mana Jenderal Zod kembali mengancam Bumi, sementara Superman tidak ada. Di dunia ini, Barry bertemu dengan versi dirinya yang lebih muda dan Batman yang berbeda. Kompleks? Ya, tapi justru itu yang membuat film ini menarik. Namun, kerumitan ini juga bisa menjadi bumerang. Bagi penonton yang tidak familiar dengan konsep multiverse, mungkin akan sedikit kebingungan mengikuti alur ceritanya. Untungnya, film ini berusaha menjelaskannya dengan cukup baik, meskipun terkadang terasa sedikit terburu-buru.

Visual Efek yang Menggila

Salah satu daya tarik utama dari film The Flash adalah visual efeknya. Kecepatan Flash digambarkan dengan sangat apik. Adegan-adegan di mana ia berlari dengan kecepatan super atau memanipulasi waktu benar-benar memanjakan mata. Namun, ada beberapa bagian visual efek yang terasa kurang halus, terutama di beberapa adegan yang melibatkan banyak karakter sekaligus. Meski begitu, secara keseluruhan, visual efek di film ini patut diacungi jempol dan menjadi salah satu nilai jual utamanya.

Aksi yang Seru dan Mendebarkan

Sebagai film superhero, tentu saja aksi menjadi bagian yang sangat penting. The Flash (2023) menyajikan adegan aksi yang seru dan mendebarkan. Pertarungan antara Flash, Batman, Supergirl, dan Jenderal Zod benar-benar memacu adrenalin. Koreografi pertarungannya juga cukup kreatif, memanfaatkan kekuatan super masing-masing karakter dengan baik. Ada beberapa momen yang benar-benar membuat saya terpaku di kursi, tidak sabar melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Karakter yang Kuat, dengan Beberapa Pengecualian

Ezra Miller sebagai The Flash memberikan penampilan yang solid, meskipun kontroversi di luar layar sedikit memengaruhi pandangan saya terhadapnya. Ia berhasil memerankan dua versi Barry Allen dengan karakter yang berbeda. Michael Keaton sebagai Batman (versi lama) mencuri perhatian dengan karismanya yang ikonik. Sasha Calle sebagai Supergirl juga memberikan penampilan yang menjanjikan. Namun, beberapa karakter pendukung terasa kurang berkembang dan hanya berfungsi sebagai pelengkap cerita saja. Villain utama, Jenderal Zod, juga terasa kurang greget dibandingkan versi sebelumnya yang diperankan oleh Michael Shannon. Secara keseluruhan, karakter-karakter di film ini cukup kuat, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan.

Narasi Emosional yang Menyentuh

Di balik aksi dan visual efek yang memukau, The Flash (2023) juga menyajikan narasi emosional yang menyentuh. Hubungan antara Barry dan ibunya menjadi inti dari cerita ini. Keinginannya untuk menyelamatkan ibunya, meskipun tahu akan konsekuensinya, benar-benar membuat saya tersentuh. Film ini juga mengeksplorasi tema penerimaan diri dan belajar dari kesalahan masa lalu. Momen-momen refleksi diri Barry Allen benar-benar menambah kedalaman cerita dan membuat karakter The Flash terasa lebih manusiawi.

Alur yang Tidak Konsisten

Sayangnya, salah satu kelemahan utama dari The Flash (2023) adalah alurnya yang tidak konsisten. Ada beberapa bagian cerita yang terasa terburu-buru dan tidak dieksplorasi dengan baik. Beberapa plot hole juga cukup mengganggu. Keputusan-keputusan karakter terkadang terasa tidak logis dan dipaksakan untuk kepentingan cerita. Hal ini sedikit mengurangi kenikmatan saya dalam menonton film ini.

Humor yang Kurang Pas

Film-film superhero seringkali memasukkan unsur humor untuk meringankan suasana. Namun, humor di The Flash (2023) terkadang terasa kurang pas dan mengganggu momen-momen emosional. Beberapa lelucon terasa garing dan tidak lucu. Mungkin ini adalah masalah selera, tetapi bagi saya, humor di film ini adalah salah satu aspek yang kurang berhasil.

Apakah Film Ini Layak Ditonton?

Secara keseluruhan, The Flash (2023) adalah film superhero yang menghibur dengan visual efek yang memukau, aksi yang seru, dan narasi emosional yang menyentuh. Meskipun memiliki beberapa kekurangan dalam hal alur dan humor, film ini tetap layak ditonton, terutama bagi penggemar The Flash dan film superhero pada umumnya. Penampilan Michael Keaton sebagai Batman juga menjadi daya tarik tersendiri. Film ini bukan tanpa cela, tetapi tetap memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan. Pertimbangkan untuk menontonnya di layar lebar untuk pengalaman visual yang maksimal.

Film ini menawarkan kombinasi menarik antara aksi superhero, elemen perjalanan waktu yang kompleks, dan sentuhan emosional yang kuat. Walaupun terdapat beberapa kekurangan dalam narasinya, pengalaman visual dan penampilan yang memukau membuat The Flash (2023) menjadi tontonan yang menghibur. Apakah film ini mengubah lanskap film superhero? Mungkin tidak secara drastis, tetapi ia berhasil memberikan sentuhan segar dan mengeksplorasi tema-tema yang lebih dalam.

Setelah menimbang semua aspek, saya memberikan The Flash (2023) nilai 7.8/10.

Tertarik untuk menonton film The Flash (2023) secara online?

Watch movies for free here

Subscribe to get more videos :