Friday, August 22, 2025

ss

Star Wars: The Last Jedi (2017)

Star Wars: The Last Jedi (2017)

Star Wars: The Last Jedi. Sejujurnya, saat pertama kali keluar, film ini memecah belah komunitas penggemar Star Wars. Ada yang mencintai, ada yang membenci. Aku sendiri? Aku termasuk yang berada di tengah-tengah. Mari kita bahas lebih dalam apa yang membuat film ini begitu kontroversial, dan apakah film ini sebenarnya bagus atau tidak.

Sebuah Star Wars yang Berani Beda

The Last Jedi bukan sekadar pengulangan formula Star Wars yang sudah kita kenal. Rian Johnson, sang sutradara, berani mengambil risiko dengan mendobrak ekspektasi. Kita melihat Luke Skywalker yang bukan lagi sosok pahlawan ideal, melainkan seorang pria yang bergumul dengan masa lalu dan kegagalannya. Ini adalah penggambaran yang jauh lebih manusiawi, walaupun banyak yang merasa tidak sesuai dengan karakter Luke yang mereka kenal dan cintai.

Begitu pula dengan karakter-karakter lainnya. Rey masih mencari jati dirinya, Kylo Ren semakin kompleks dan sulit ditebak, dan Finn serta Poe Dameron menghadapi tantangan kepemimpinan yang sesungguhnya. Semua karakter ini berkembang dengan cara yang tak terduga, dan inilah yang membuat The Last Jedi terasa segar dan berbeda.

Salah satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah bagaimana film ini menangani tema harapan dan kegagalan. The Last Jedi mengajarkan kita bahwa harapan tidak selalu berbentuk kemenangan gemilang. Kadang, harapan hadir dalam bentuk keberanian untuk bangkit kembali setelah terjatuh, dalam bentuk pengorbanan, dan dalam bentuk keyakinan bahwa masa depan masih bisa diperbaiki.

Kontroversi yang Tak Terhindarkan

Tentu saja, keberanian Rian Johnson ini tidak diterima oleh semua orang. Beberapa penggemar merasa bahwa The Last Jedi merusak karakter-karakter ikonik Star Wars, mengabaikan tradisi, dan terlalu fokus pada pesan-pesan politik. Ada juga yang mengkritik alur cerita dan beberapa adegan yang dianggap tidak masuk akal.

Aku sendiri memahami kekecewaan sebagian penggemar. Star Wars adalah franchise yang sangat dicintai, dan setiap perubahan besar pasti akan menimbulkan reaksi yang kuat. Namun, menurutku, The Last Jedi justru membutuhkan perubahan. Franchise ini tidak bisa terus-menerus mengulang formula yang sama. Butuh ide-ide baru, perspektif yang berbeda, dan keberanian untuk mengambil risiko.

Salah satu kontroversi terbesar adalah penggambaran Luke Skywalker. Luke yang kita lihat di The Last Jedi bukanlah Luke yang kita kenal dari trilogi asli. Ia adalah seorang pria yang merasa bersalah atas kegagalannya melatih Kylo Ren, dan yang memilih untuk mengasingkan diri dari dunia. Banyak penggemar merasa bahwa ini adalah pengkhianatan terhadap karakter Luke, tetapi menurutku ini adalah penggambaran yang realistis tentang bagaimana seorang pahlawan bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Selain itu, banyak juga yang mengkritik alur cerita yang terasa lambat dan kurang fokus. Ada beberapa subplot yang terasa tidak perlu dan mengganggu alur utama. Namun, aku merasa bahwa subplot-subplot ini penting untuk mengembangkan karakter-karakter sampingan dan untuk memperluas dunia Star Wars.

Aspek Visual dan Musik yang Memukau

Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, The Last Jedi tetaplah sebuah film yang memukau secara visual. Sinematografi yang indah, efek khusus yang memukau, dan desain produksi yang detail menciptakan dunia Star Wars yang hidup dan nyata. Pertempuran di Crait, dengan latar belakang planet merah yang tertutup garam, adalah salah satu adegan paling ikonik dalam sejarah Star Wars.

Musik karya John Williams juga tetap menjadi salah satu daya tarik utama dari film ini. Melodi-melodi yang familiar dan emosional membangkitkan nostalgia dan membawa kita kembali ke dunia Star Wars yang kita cintai. Musik dalam adegan pengorbanan Holdo adalah salah satu contoh terbaik bagaimana musik bisa meningkatkan dampak emosional sebuah adegan.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari The Last Jedi

The Last Jedi bukan hanya sekadar film aksi dan petualangan. Film ini juga mengandung pesan-pesan moral yang mendalam tentang harapan, kegagalan, pengorbanan, dan pentingnya belajar dari masa lalu. Film ini mengajarkan kita bahwa menjadi seorang pahlawan tidak selalu berarti memiliki kekuatan super atau memenangkan setiap pertempuran. Kadang, menjadi seorang pahlawan berarti memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan, untuk belajar dari kegagalan, dan untuk terus berjuang meskipun dalam kondisi yang sulit.

Selain itu, The Last Jedi juga menekankan pentingnya persatuan dan kerjasama. Dalam menghadapi ancaman First Order, para pemberontak harus bersatu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Film ini mengajarkan kita bahwa kita lebih kuat ketika kita bersatu, dan bahwa perbedaan kita bisa menjadi kekuatan kita.

The Last Jedi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai masa lalu, tetapi juga tidak terpaku padanya. Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu, tetapi juga harus berani untuk mencoba hal-hal baru dan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Film ini mengajak kita untuk merenungkan apa artinya menjadi seorang pahlawan, dan bagaimana kita bisa menjadi pahlawan dalam kehidupan kita sendiri.

Secara keseluruhan, Star Wars: The Last Jedi adalah film yang kompleks dan kontroversial. Film ini berani mendobrak ekspektasi dan menghadirkan perspektif yang berbeda tentang dunia Star Wars. Meskipun tidak semua orang menyukai film ini, aku merasa bahwa film ini layak untuk ditonton dan direnungkan. Film ini mengajarkan kita tentang harapan, kegagalan, dan pentingnya belajar dari masa lalu. Film ini juga mengajak kita untuk merenungkan apa artinya menjadi seorang pahlawan, dan bagaimana kita bisa menjadi pahlawan dalam kehidupan kita sendiri.

Jadi, apakah The Last Jedi film yang bagus? Menurutku, iya. Film ini bukan tanpa kekurangan, tetapi film ini memiliki banyak hal yang ditawarkan, baik secara visual maupun secara tematis. Film ini adalah sebuah film Star Wars yang berani, inovatif, dan provokatif. Film ini adalah sebuah film yang akan terus diperdebatkan dan dianalisis selama bertahun-tahun mendatang.

The Last Jedi menunjukkan bahwa bahkan dalam franchise yang sudah mapan seperti Star Wars, masih ada ruang untuk inovasi dan eksperimen. Film ini adalah bukti bahwa kita tidak boleh takut untuk mengambil risiko dan untuk mencoba hal-hal baru. Film ini adalah sebuah pengingat bahwa seni dan hiburan bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting dan untuk merangsang pemikiran.

Sebagai langkah selanjutnya, coba tonton ulang The Last Jedi dengan pikiran terbuka dan lihat apakah pendapatmu berubah. Mungkin kamu akan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya terlewatkan, atau mungkin kamu akan semakin yakin dengan pendapatmu yang semula. Yang terpenting adalah kamu menikmati pengalaman menonton film ini dan merenungkan pesan-pesan yang disampaikannya.

Rating: 8.0/10

Watch movies for free here : https://21.expertways.biz.id/

Subscribe to get more videos :