Thursday, July 3, 2025

ss

Jurassic World Dominion (2022)

Jurassic World Dominion (2022)

Jujur saja, saya datang ke bioskop untuk menonton Jurassic World Dominion (2022) dengan ekspektasi yang campur aduk. Waralaba ini punya tempat spesial di hati saya, tapi beberapa film terakhir terasa kurang menggigit. Apakah Dominion berhasil menutup trilogi Jurassic World dengan gemilang? Mari kita bedah satu per satu.

Kisah yang Terlalu Padat?

Dominion mengambil setting waktu beberapa tahun setelah peristiwa Fallen Kingdom. Dinosaurus sekarang berkeliaran bebas di seluruh dunia, menciptakan tantangan baru bagi umat manusia. Owen Grady dan Claire Dearing kembali, berusaha melindungi Maisie Lockwood, gadis muda yang memiliki DNA unik. Di sisi lain, kita juga melihat kembalinya para legenda Jurassic Park: Alan Grant, Ellie Sattler, dan Ian Malcolm. Mereka menyelidiki perusahaan bioteknologi bernama Biosyn Genetics, yang diduga terlibat dalam kegiatan mencurigakan yang mengancam keseimbangan ekosistem global. Pertemuan antara generasi lama dan baru, serta ancaman dari dinosaurus yang berkeliaran bebas, seharusnya menjadi formula yang menarik. Namun, sayangnya, plotnya terasa terlalu padat dan terburu-buru. Terlalu banyak karakter dan subplot yang bersaing untuk mendapatkan perhatian, sehingga beberapa momen penting terasa kurang berdampak.

Aksi yang Memukau, Tapi…

Visual efek Dominion luar biasa. Dinosaurus-dinosaurus tampak sangat nyata dan menakutkan. Adegan kejar-kejaran dan pertempuran antara manusia dan dinosaurus sangat mendebarkan. Ada beberapa adegan yang benar-benar membuat jantung berdebar, terutama yang melibatkan Pyroraptor di salju dan Giganotosaurus di kompleks Biosyn. Akan tetapi, kadang kala, aksi tersebut terasa berlebihan dan kurang masuk akal. Beberapa adegan terasa seperti dirancang hanya untuk memamerkan efek visual, tanpa memperhatikan logika cerita. Misalnya, karakter yang tiba-tiba melakukan aksi heroik yang tidak sesuai dengan latar belakang mereka.

Karakter yang Familiar, Tapi Kurang Berkembang

Kembalinya Alan Grant, Ellie Sattler, dan Ian Malcolm adalah momen yang sangat dinantikan oleh penggemar. Melihat mereka kembali beraksi bersama Owen dan Claire memberikan sentuhan nostalgia yang menyenangkan. Namun, karakter-karakter ini, terutama Alan dan Ellie, terasa seperti ditempelkan ke dalam cerita. Motivasi mereka terkadang kurang jelas, dan kontribusi mereka terhadap plot utama tidak sebesar yang diharapkan. Owen dan Claire melanjutkan peran mereka sebagai pelindung Maisie, tetapi hubungan mereka terasa kurang mendalam dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Maisie sendiri, sebagai karakter kunci, sayangnya tidak mendapatkan pengembangan karakter yang memadai. Dia sering kali hanya menjadi objek yang harus dilindungi, tanpa diberi kesempatan untuk bersinar sendiri.

Isu Lingkungan yang Kurang Dieksplorasi

Dominion menyentuh isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, kerusakan habitat, dan manipulasi genetik. Namun, isu-isu ini hanya disinggung secara permukaan, tanpa dieksplorasi lebih dalam. Padahal, dengan setting dinosaurus yang berkeliaran bebas, film ini memiliki potensi besar untuk mengangkat isu-isu tersebut secara lebih signifikan dan relevan. Sayangnya, fokus cerita lebih banyak tertuju pada aksi dan petualangan, sehingga pesan-pesan lingkungan yang ingin disampaikan terasa kurang kuat.

Biosyn Genetics: Ancaman yang Kurang Meyakinkan

Biosyn Genetics digambarkan sebagai perusahaan jahat yang berniat mengendalikan rantai makanan global. Namun, motivasi dan rencana mereka terasa kurang jelas dan kurang meyakinkan. CEO Biosyn, Lewis Dodgson (diperankan oleh Campbell Scott), tidak memiliki karisma dan ancaman seperti penjahat-penjahat di film Jurassic sebelumnya. Padahal, Biosyn memiliki potensi besar untuk menjadi antagonis yang kuat dan kompleks. Sayangnya, mereka hanya berfungsi sebagai alat untuk menggerakkan plot, tanpa memberikan dampak emosional yang signifikan.

Nostalgia yang Manis, Tapi Tidak Cukup

Dominion berusaha keras untuk membangkitkan nostalgia bagi para penggemar Jurassic Park. Ada banyak referensi dan adegan yang mengingatkan kita pada film pertama, seperti kembalinya beberapa karakter ikonik dan penggunaan musik tema yang ikonik. Namun, nostalgia saja tidak cukup untuk membuat film yang bagus. Dominion terasa seperti berusaha terlalu keras untuk menyenangkan semua orang, sehingga mengorbankan kualitas cerita dan pengembangan karakter. Film ini lebih fokus pada aksi dan efek visual daripada narasi yang kuat dan bermakna.

Kesimpulan: Hiburan Ringan, Bukan Epilog yang Memuaskan

Jurassic World Dominion menawarkan hiburan ringan dengan aksi yang mendebarkan dan efek visual yang memukau. Namun, sebagai penutup trilogi Jurassic World, film ini terasa kurang memuaskan. Plot yang terlalu padat, karakter yang kurang berkembang, dan isu-isu lingkungan yang kurang dieksplorasi membuat Dominion terasa seperti film yang kehilangan arah. Nostalgia memang menyenangkan, tetapi tidak bisa menutupi kekurangan dalam cerita dan karakter. Jika Anda mencari film aksi yang menghibur, Dominion mungkin bisa menjadi pilihan. Tapi, jika Anda mengharapkan epilog yang memuaskan bagi waralaba Jurassic World, Anda mungkin akan sedikit kecewa.

Takeaway: Jangan terlalu berekspektasi tinggi, nikmati aksi dan efek visualnya saja. Jangan lupa ajak teman atau keluarga untuk menonton bersama, agar pengalaman menonton lebih seru.

Rating: 6.5/10

Watch movies for free here : https://21.expertways.biz.id/

Subscribe to get more videos :